Selasa, 19 Februari 2013

Koloid, Suspensi, dan Larutan Sejati


KOLOID

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm).
Koloid merupakan suatu bentuk campuran sistem Dispensi, dua atau lebih zat yang bersifat homogen, bersifat homogen berarti partikel terdispensi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi bumi atau gaya lain sifat homogen ini jug dimiliki oleh larutan namun tidak dimiliki oleh campuran biasa ( Suspensi ).
Istilah koloid pertama kali diutarakan oleh seorang ilmuwan Inggris, Thomas Graham, sewaktu mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui membran kertas perkamen. Graham menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah berdifusi sedangkan kanji, gelatin, dan putih telur sangat lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Zat-zat yang sukar berdifusi tersebut disebut koloid.
Tahun 1907, Ostwald, mengemukakan istilah sistem terdispersi bagi zat yang terdispersi dalam medium pendispersi. Analogi dalam larutan, fase terdispersi adalah zat terlarut, sedangkan medium pendispersi adalah zat pelarut. Sistem koloid adalah suatu campuran heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi).
Sistem koloid termasuk salah satu sistem dispersi. Sistem dispersi lainnya adalah larutan dan suspensi. Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Sedangkan suspensi merupakan sistem dispersi dengan partikel berukuran besar dan tersebar merata dalam medium pendispersinya Perbedaan antara larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi dapat dilihat pada Tabel 10.1 berikut.
Tabel 10.1 Perbedaan larutan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar.
Pembeda
Larutan Sejati
Sistem Koloid
Suspensi Kasar
Jumlah fase
1
2
3
Distribusi partikel
Homogen
Heterogen
Heterogen
Ukuran partikel
< 10–7 cm
10–7 – 10–5 cm
> 10–5 cm
Penyaringan
TidakdapatDisaring
Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra
Dapat disaring
Kestabilan
Stabil, tidakMemisah
Stabil, tidak memisah
Tidak stabil, Memisah
Contoh
- Larutan gula
- Larutan gula
- Tepung dalam air
- Susu
Campuran pasir dalam air
Sumber: Fokus, SPM, Kimia, Hong Nguang Eng, dkk
2. Jenis-jenis koloid
Sistem koloid tersusun atas fase terdispersi yang tersebar merata pada medium pendispersi. Fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Tetapi campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid, sebab semua gas akan bercampur homogen dalam segala perbandingan. Sistem koloid dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
a. Sol
Sol mempunyai fase terdispersi padat. Sol terdiri atas
1) sol padat dengan medium pendispersi padat, contoh paduan logam, gelas berwarna, dan intan;
2) sol cair atau sol dengan medium pendispersi cair, contoh cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat;
3) sol gas atau aerosol padat dengan mediumpendispersi gas, contoh asap, debu di udara.
b. Emulsi
Emulsi mempunyai fase terdispersi cair. Emulsi terdiri atas
1) emulsi padat atau gel dengan medium pendispersi padat, contoh keju, mentega, agar-agar;
2) emulsi cair atau emulsi dengan medium pendispersi cair, contoh susu, mayones, dan krim tangan.
3) emulsi gas atau aerosol cair dengan medium pendispersi gas, contoh kabut, awan, dan hairspray.
c. Buih
Buih mempunyai fase terdispersi gas. Buih terdiri atas
1) buih padat dengan medium pendispersi padat, contoh batu apung, karet busa, dan styrofoam;
2) buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair, contoh buih sabun dan putih telur.
Perhatikan tabel berikut
Tabel 10.2 Penggolongan Sistem Koloid
zat Terdispersi
Medium Pendispersi
wujud Koloid
Contoh
GasGas
Cair
Cair
Cair
Padat
Padat
Padat
CairPadat
Gas
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
BusaBusa padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Aerosol padat
Sol
Sol padat
Busa sabun, krim kocokBatu apung, karet busa
Kabut, awan, aerosol, spray
Susu cair, cokelat cair, saos
Keju, mentega, jeli
Asap, debu
Cat, selai, gelatin,
Kaca rubi, obatan-obatan
Jika ditinjau dari tabel tersebut maka sistem koloid mencakup hampir semua materi baik yang dihasilkan dari proses alam maupun yang dikembangkan oleh manusia.
a. Koloid Liofil dan Liofob
Berdasarkan tingkat kestabilannya, koloid dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu koloid liofob dan liofil. Koloid liofob memiliki kestabilan rendah, sedangkan koloid liofil memiliki kestabilan tinggi. Liofob berasal dari bahasa Latin yang artinya menolak pelarut, sedangkan liofil berarti menyukai pelarut. Jika medium pendispersi dalam koloid adalah air maka digunakan istilah hidrofob dan hidrofil sebagai pengganti liofob dan liofil.
Koloid hidrofil
Gambar 9.3 Koloid hidrofil memiliki gugus gugus polar pada permukaannya sehingga bersifat stabil dalam air.
Koloid hidrofil relatif stabil (Gambar 9.3) dan mudah dibuat, misalnya dengan cara pelarutan. Gelatin, albumin telur, dan gom arab terbentuk dari dehidrasi (penghilangan air) koloid hidrofil. Dengan menambahkan medium pendispersi, gelatin dapat terbentuk kembali menjadi koloid sebab prosesnya dapat balik (reversible). Koloid hidrofob umumnya kurang stabil dan cenderung mudah mengendap. Waktu yang diperlukan untuk mengendap sangat beragam bergantung pada kemampuan agregat (mengumpul) dari koloid tersebut. Lumpur adalah koloid jenis hidrofob. Lumpur akan mengendap dalam waktu relatif singkat. Namun, ada juga koloid hidrofob yang berumur panjang, misalnya sol emas. Sol emas dalam medium air dapat bertahan sangat lama. Sol emas yang dibuat oleh Mi hael Faraday pada 1857 sampai saat ini masih berupa sol emas dan disimpan di museum London.
Koloid hidrofob bersifat tidak dapat balik (irrerersible). Jika koloid hidrofob mengalami dehidrasi (kehilangan air), koloid tersebut tidak dapat kembali ke keadaan semula walaupun ditambahkan air. Sejumlah kecil gelatin atau koloid hidrofil sering ditambahkan ke dalam sol logam yang bertujuan untuk melindungi atau menstabilkan koloid logam tersebut. Koloid hidrofil yang dapat menstabilkan koloid hidrofob disebut koloid protektif atau koloid pelindung. Koloid protektif bertindak melindungi muatan partikel koloid dengan cara melapisinya agar terhindar dari koagulasi. Protein kasein bertindak sebagai koloid protektif dalam air susu. Gelatin digunakan sebagai koloid pelindung dalam es krim untuk menjaga agar tidak membentuk es batu.
b. Jelifikasi (Gelatinasi)
Pada kondisi tertentu, sol dari koloid liofil dapat mengalami pemekatan dan berubah menjadi material dengan massa lebih rapat, disebut jeli. roses pembentukan jeli disebut jelifikasi atau gelatinasi. Contoh dari proses ini, yaitu pada pembuatan kue dari bahan agar-agar, kanji, atau silikagel.
Pembentukan jeli terjadi akibat molekul-molekul bergabung membentuk rantai panjang. Rantai ini menyebabkan terbentuknya ruang-ruang kosong yang dapat diisi oleh cairan atau medium pendispersi sehingga cairan terjebak dalam jaringan rantai. Peristiwa medium pendispersi terjebak di antara jaringan rantai pada jeli ini dinamakan swelling. Pembentukan jeli bergantung pada suhu dan konsentrasi zat. Pada suhu tinggi, agar-agar sukar mengeras, sedangkan pada suhu rendah akan memadat. Pembentukan jeli juga menuntut konsentrasi tinggi agar seluruh pelarut dapat terjebak dalam jaringan.
Kepadatan jeli bergantung pada zat yang didispersikan. Silikagel yang mengandung medium air sekitar 95% membentuk cairan kental seperti lendir. Jika kandungan airnya lebih rendah sekitar 90% maka akan lebih padat dan dapat dipotong dengan pisau.
Jika jeli dibiarkan, volumenya akan berkurang akibat cairannya keluar. Gejala ini dinamakan sinersis. Peristiwa sinersis dapat diamati pada agar-agar yang dibiarkan lama. Jeli dapat dikeringkan sampai kerangkanya keras dan dapat membentuk kristal padat atau serbuk. Jeli seperti ini mengandung banyak pori dan memiliki kemampuan mengabsorpsi zat lain. Silikagel dibuat dengan cara dikeringkan sampai mengkristal. Silikagel digunakan sebagai pengering udara, seperti pada makanan kaleng, alat-alat elektronik, dan yang lainnya.

SUSPENSI
Suspensi adalah campuran biasa.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
  1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.
  2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
  3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
  4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
  5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
  6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.

LARUTAN SEJATI
Larutan sejati adalah campuran antara fase terdispersi yang berwujud zat padat atau cair dengan medium pendispersi yang berupa zat cair. Dalam larutan sejati, fase terdispersilarut sempurna ke dalam medium pendispersi, sehingga terbentuk campuran homogen, dimana fase terdispersi dengan medium pendispersinya tidak dapat dibedakan. Oleh karena ukuran partikel terdispersinya kurang dari 10 pangkat negatif 7 cm. Contohnya adalah larutan garam.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTPUjmZkj8b4XGbbLBLe47FwPvHtUSYwj4WLAiVrgZRF3ChszKirEs8s4BFpx59ZGSYZdho4jCY6mt34V7UljCTolNDkn-q8M00V3t7cyAOzb9LcI_bKya_YQXCiEsfv5yKz9aM4Eydi8/s320/Picture2.png
Percobaan   
Tujuan                    : Mengamati berbagai perbedaan yang tampak pada suspensi, koloid dan larutan sejati.
Alat dan bahan        : Erlenmeyer 500 mL; 6 buah, air secukupnya, susu instan bubuk, terigu, gula pasir, pengaduk, kertas saring, corong; 3 buah.
Cara Kerja               :
1.    Siapkan tiga buah erlenmeyer tandai dengan huruf A, B, dan C.
2.    Isi setiap erlenmeyer dengan air.
3.    Masukkan susu instan ke dalam erlenmeyer A, terigu kedalam erlenmeyer B, dan gula pasir ke dalam erlenmeyer C.
4.    Aduk setiap campuran dalam erlenmeyer tersebut kemudian diamkan selama 15 menit.
5.    Amati keadaan ketiga campuran setelah didiamkan. 
6.    Saringlah ketiga campuran dan catat hasilnya.
Source : Chemistry 2, google images.

2 komentar: